Sabtu, 12 November 2011

Tipe-Tipe Kepemimpinan

PENDAHULUAN
Dalam tulisan sebelumnya saya telah membahas tentang teori kepemimpinan. Bukan hanya sekedar teori saja dalam kepemimpinan, tetapi kepemimpinan dijalankan dengan cara yang berbeda-beda yaitu dengan berbagai macam tipe. Tipe kepemimpinan banyak sekali macamnya, dilihat dari pandangan beberapa orang. Tipe kepemimpinan bukan hal yang wajib digunakan oleh para pemimpin, kepemimpinan seseorang dilihat dari gaya dalam memimpin. Tipe kepemimpinan setiap orang menunjukan perbedaan gaya mereka, dan keberhasilan dalam kepemimpinan.

TEORI
Menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu : 
  1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati. 
  2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan. 
  3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan. 
Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal dan diakui keberadaannya adalah 
1.      Tipe Otokratik 
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Egoismenya akan memutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. 
Dengan egoismenya, pemimpin otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya. Dengan persepsi yang demikian, seorang pemimpin otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Berdasarkan nilai tersebut, seorang pemimpin otokratik akan menunjukkan sikap yang menonjolkan keakuannya dalam bentuk 
  • Kecenderungan memperlakukan bawahan sama dengan alat lain dalam organisasi
  • Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas 
  • Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan   
Sikap pemimpin demikian akan menampakkan diri pada perilakunya dalam berinteraksi dengan bawahannya, misalnya tidak mau menerima saran dan pandangan bawahannya, menonjolkan kekuasaan formal. Dengan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku demikian, seorang pemimpin yang otokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan  
  • Menuntut ketaatan penuh bawahannya. 
  •  Menegakkan disiplin dengan kaku.
  •  Memberikan perintah atau instruksi dengan keras.
  •  Menggunakan pendekatan punitip dalam hal bawahan melakukan penyimpangan. 

2.      Tipe Paternalistik 
Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional. Popularitas pemimpin yang paternalistik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain 
·         Kuatnya ikatan primordial. 
·         Extended family system.·         Kehidupan masyarakat yang komunalistik.
·         Peranan adat istiadat yang kuat.
·         Masih dimungkinkan hubungan pribadi yang intim
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya.
Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasional. Berdasarkan persepsi tersebut, pemimpin paternalistik menganut nilai organisasional yang mengutamakan kebersamaan. Nilai tersebut mengejawantah dalam sikapnya seperti kebapakan, terlalu melindungi bawahan. Sikap yang demikian tercermin dalam perilakunya berupa tindakannya yang menggambarkan bahwa hanya pemimpin yang mengetahui segala kehidupan organisasional, pemusatan pengambilan keputusan pada diri pemimpin. Dengan penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan kuat pada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistik lebih bercorak pelindung, kebapakan dan guru.

3.      Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya yang digunakan pemimpin itu.

4.      Tipe Laissez Fair
Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire melihat perannya sebagai polisi lalu lintas, dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.
Nilai yang dianutnya biasanya bertolak dari filsafat hidup bahwa manusia pada dasarnya memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat pada norma, bertanggung jawab.
Nilai yang tepat dalam hubungan atasan –bawahan adalah nilai yang didasarkan pada saling mempercayai yang besar. Bertitik tolak dari nilai tersebut, sikap pemimpin laissez faire biasanya permisif. Dengan sikap yang permisif, perilakunya cenderung mengarah pada tindakan yang memperlakukan bawahan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki organisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang digunakannya akan dicirikan oleh   
  • Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
  • Pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pimpinan yang lebih rendah. 
  • Status quo organisasional tidak terganggu. 
  • Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada anggota organisasi. 
  • Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal. 

5.      Tipe Demokratik 
Ditinjau dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator. Karenanya, pendekatan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya adalah holistik dan integralistik. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.
Seorang pemimpin yang demokratik melihat bahwa dalam perbedaan sebagai kenyataan hidup, harus  terjamin kebersamaan. Nilai yang dianutnya berangkat dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi. Nilai tersebut tercermin dari sikapnya dalam hubungannya dengan bawahannya, misalnya dalam proses pengambilan keputusan sejauh mungkin mengajak peran serta bawahan sehingga bawahan akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
Dalam hal menindak bawahan yang melanggar disiplin organisasi dan etika kerja, cenderung bersifat korektif dan edukatif. Perilaku kepemimpinannya mendorong bawahannya untuk menumbuhkembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Karakteristik lainnya adalah kecepatan menunjukkan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi tinggi. 

PEMBAHASAN
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya atau tipe kepemimpinan menunjukan cirri khas masing-masing perorangan. Pemimpin yang efektif tidak hanya mempunyai satu tipe kepemimpinan. Karena setiap tipe kepemimpinan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Menurut saya tipe kepemimpinan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu. Jika pemimpin memiliki tipe otokratik, menjadi pemimpin yang egois, yang melaksanakan tujuan organisasinya hanya sesuai pemikirannya saja. Kepemimpinan itu tidak baik dilakukan pada jaman sekarang, karena pada jaman sekarang merupakan jaman demokrasi yaitu dapat menyalurkan aspirasi rakyat. Tetapi tipe kepemimipinan otokartik baik saat banyaknya masalah dengan berbagai pendapat yang berlawanan sebaiknya seorang pemimpin mengambil jalan tengah dari berbagai perdebatan yang ada, yaitu memutuskan dan mengambil suatu langkah. Dalam pengambilan langkah ini pemimpin dapat bersikap otoriter.
Pada tipe-tipe kepemimpinan yang ada mempunyai keunggulan masing-masing. Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan memahami situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut.




sumber : 
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2012222-tipe-tipe-kepemimpinan/ http://www.bintan-s.web.id/2011/04/tipe-kepemimpinan.html 




15110591

Kamis, 10 November 2011

Teori Kepemimpinan

PENDAHULUAN

Setiap suatu organisasi mempunyai pemimpin dengan kepemimpinannya. Di Negara Indonesia memiliki pemimpin yaitu seorang Presiden, jangankan diorganisasi besar atau dinegara dan bangsa, dirumah pun terdapat pemimpin yaitu kepala keluarga yang dipegang oleh sosok seorang ayah. Kepemimpinan itu penting keberadaanya, untuk memimpin berjalannya organisasi tersebut, dan mengaturnya agar sesuai dengan tujuannya dan mengambil berbagai keputusan dari berbagai pendapat atau masalah yang ada, jika tidak ada pemimpin tidak terbayangkan ada berbagai masalah yang ada dari berbagai pemikiran orang. Kepemimpinan tidak langsung berjalan begitu saja, apalagi kepemimpinan dalam keorganisasian. Kepemimpinan mempunyai teori dalam menjalankannya, terdapat berbagai macam teori dan macam-macam bentuk kepemimpinan. Setiap pemimpin mempunyai ciri khasnya masing-masing dalam memimpin. Dalam tulisan ini saya akan membahas teori-teori dalam kepemimpinan.



TEORI
Kepemimpinan mempunyai banyak arti, seperti :
Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.
Menurut  Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.
Genetic Theory : Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.


Macam-macam kepemimpinan
1.      Kepemimpinan otokrasi
Kepemimpian otokrasi disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut  Kepemimpinan otokrasi dapat dilihat dari ciri-cirinya antara lain :
(1) Mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan yang melekat pada dirinya,
(2) Menganggap dirinya paling berkuasa,
(3) Menganggap dirinya paling mengetahui segala persoalan, orang lain dianggap tidak tahu,
(4) Keputusan-keputusan yang diambil secara sepihak, tidak mengenal kompromi, sehingga ia tidak mau menerima saran dari bawahan, bahkan ia tidak memberi kesempatan kepada bawahan untuk meberikan saran, pendapat atau ide, (5) Keras dalam menghadapi prinsip,
(6) Jauh dari bawahan,
(7) lebih menyukai bawahan yang bersikap abs (asal bapak senang),
(8) perintah-perintah diberikan secara paksa,
(9) pengawasan dilakukan secara ketat agar perintah benar-benar dilaksanakan


2.      Kepemimpinan demokrasi
Gaya atau tipe kepemimpinan ini dikenal pula dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau konsensus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya, walaupun yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, setelah menerima masukan dan rekomendasi dari anggotan tim.Asumsi lain bahwa partisipasi memberikan kesempatan kepada para anggota untuk mengembangkan diri mereka.


3.      Kepemimpinan militeristik
Kepemimpinan militeristik tidak hanya terdapat di kalangan militer saja, tetapi banyak juga terdapat pada instansi sipil (non-militer). Ciri-ciri kepemimpinan militeristik antara lain;
(1) Dalam komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal,
(2)Dalam menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara lisan ataupun tulisan,
(3) Segala sesuatu bersifat formal,
(4) Disiplin tinggi, kadang-kadang bersifat kaku,
(5)Komunikasi berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat,
(6) Pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang diberikannya.


PEMBAHASAN

Secara umum pengertian kepemimpinan yaitu kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti

Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat ?
Jika seorang pemimpin dilahirkan, dia mempunyai jiwa kepemimpinan dalam dirinya sejak lahir, tetapi belum tentu mengetahui teori tentang kepemimpinan, tetapi pemimpin yang ditempat adalah seorang yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan tetapi dibentuk dari pengetahuan  tentang teori dan menjalankan kepemimpinan dengan pendidikan kepemimpinan yang dia ketahui. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang mempunyai jiwa pemimpin sejak lahir dan menambahkan ilmu dalam kepemimpinannya dan juga mempraktekan dalam kehidupannya. Dalam menambahkan ilmu kepemimpinannya dia dapat mengikut berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Menurut Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila : seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan. 


Apa yang dimaksud keberhasilan dalam kepemimpinan?
Keberhasilan seorang pemimpin dalam suatu kepemimpinan yaitu karena kerja kerasnya dan kerjasama dengan bawahannya, seseorang yang berhasil dalam suatu organisasi belum tentu dapat berhasil dalam memimpin organisasi lainnya.

Sumber :


Rahmita N. H (15110591)