Pendahuluan
Kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya
mendorong masyarakat dalam kehidupan bekumpul dan berkelompok. Manusia hidup
berkelompok dalam suatu ikatan sebuah organisasi. Organisasi adalah suatu
komponen dimana manusia dapat selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Didalam suatu organisasi banyak terjadi ketidakcocokan, itu hal wajar
yang sering terjadi didalam kehidupan suatu organisasi. Konflik dapat terjadi
pada organisasi besar ataupun kecil.
Organisasi besar dapat mula memiliki
konflik yang lebih besar lagi atau lebih rumit, karena dalam suatu organisasi
yang besar memiliki bagian-bagian yang terdiri dari berbagai macam sifat dan
perilaku manusia yang berbeda-beda. Konflik yang terus menerus dapat menyebabkan
rusaknya hubungan dan runtuhnya organisasi tersebut. Konflik juga termasuk
masalah yang harus diwaspadai dalam organisasi. Tetapi tidak semua konflik berujung
tidak baik, ada pula konflik organisasi yang dapat diarahkan dengan tujuan
lebih memperbaiki organisasi tersebut. Maka dari itu dalam tulisan ini saya
akan membahas tentang konflik yang terjadi dalam suatu organisasi atau
manajemen konflik.
Teori
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere
yang berarti saling memukul. Robbins (1996) dalam “Organization Behavior”
menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh
atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedangkan
menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya
kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan
manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan
pendapat, persaingan dan permusuhan.
Banyak
pendapat yang memukakan pengertian dari konflik, tetapi secara garis besar
konflik adalah perbedaan pendapat atau pemikiran antar indvidu, antar kelompok,
ataupun antar organisasi. Sedangkan pengertian dari konflik organisasi (
organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih
anggota–anggota atau kelompok–kelompok organisasi yang timbul karena adanya
kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya–sumber daya yang terbatas atau
kegiatan–kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Ada
konflik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsi ternyata tidak riil.
Sebaliknya dapat terjadi bahwa ada situasi-situasi yang sebenarnya dapat
dianggap sebagai “bernuansa konflik” ternyata tidak dianggap sebagai konflik
karena nggota-anggota kelompok tidak menganggapnya sebagai konflik. Kondisi
konflik terjadi misalkan sumber daya dan kekuasaan hanya ada terbatas tetapi
banyak yang merebutnya, maka salah satu pihak akan berusaha menghalangi yang
lainnya untuk mendapatkan itu. Pihak yang ingin menyingkirkan pihak lain itu
akan membuat suatu konflik dalam suatu organisasi.
Jenis-jenis
konflik :
- Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
- Konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
- Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
- Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama, Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.
- Konflik antara organisasi, konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
Faktor-faktor intern yang mempengaruhi konflik :
1. Kemantapan
organisasi
Organisasi yang telah
mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah
terlibat konflik dan
mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang
matang mempunyai
pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan
nilai dan lain-lain.
2. Sistem
nilai
Sistem nilai suatu
organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara
berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau
benar.
3. Tujuan
Tujuan suatu organisasi
dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
4. Sistem
lain dalam organisasi
Seperti sistem
komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan
dan lain-lain. Dlam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan
penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Faktor-faktor intern yang mempengaruhi konflik :
1. Keterbatasan
sumber daya, kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan
seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
2. Kekaburan
aturan/norma di masyarakat, Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan
pola bertindak.
3. Derajat
ketergantungan dengan pihak lain, Semakin tergantung satu pihak dengan pihak
lain semakin mudah konflik terjadi.
4. Pola
interaksi dengan pihak lain, Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan
nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan
penyesuaian diri.
Pada
suatu organisasi konflik dilator belakangi oleh :
- Pandangan tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang di inginkan dan berbahaya bagi kehidupan organisasi.
- Pandangan perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat ( konflik fungsional ) dan bisa pula merugikan organisasi ( konflik disfungsional ).
- Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.
Cara
mengatasi konflik organisasi antara lain adalah :
·
Pemecahan masalah ( Problem Solving )
·
Tujuan tingkat tinggi ( Lipsordinate Goal )
·
Perluasan sumber ( Ekspansion of Resources )
·
Menghindari konflik ( avoidance )
·
Melicinkan konflik ( Smoothing )
·
Perintah dari wewenang (Authoritative Commands )
·
Mengubah variabel manusia ( Altering the Human
Variabel )
·
Mengubah variabel struktural (Altering the
Structural Variables)
·
Mengidentifikasikan musuh bersama ( Identifying
a Common Enemy )
Pembahasan
Konflik
antar keorganisasian bukan hal yang aneh dalam suatu organisasi yang sedang
berjalan. Disetiap suatu organisasi mempunyai konfliknya masing-masing dan
berbeda-beda. Seperti tiada hidup tanpa sebuah konflik. Konflik tidak hanya
membawa hal negative saja, tetapi jika di jadikan pengalaman dan diselesaikan
dengan baik, suatu konflik akan menjadi pelajaran untuk kehidupan masa depan
dalam suatu organisasi, atau jika konflik itu terjadi antar manusia atau
kelompok dalam suatu organisasi maka konflik akan menjadi pelajaran untuk
manusia atau kelompok itu sendiri.
Saya
akan membahas salah satu contoh suatu konflik dalam suatu organisasi penjualan
atau distribusi. Didalam sebuah perusahan yang cukup besar dengan penjualan
yang baik, terdapat berbagai macam bagian, sales, admin dan produksi. Didalam
perusahaan tersebut ada bagian admin tempat penyortiran barang atau pengecekkan
barang yang masuk dan keluar. Baru saja dikeluarkan suatu produk baru dari
perusahan tersebut lalu terjadi peningkatan penjualan dipasaran dari produk
baru tersebut. Meningkatnya permintaan dari masyarakat terhadap produk itu
membuat sales menjadi kewalahan dalam menjual barang-barang tersebut, dengan
keadaaan barang yang sedikit dan permintaan yang meningkat. Sales meminta
barang yang lebih dari admin, agar dapat memenuhi permintaan masyarakat,
sedangkan didalam gudang persediaan produk tersebut tidak mencukupi semua
permintaan masyarakat. Karena kerepotan membagi barang yang tersedia admin pun
tidak dapat memenuhi semua permintaan sales. Dan barang yang tersedia dan
dikirim dari pusat tidak mencukupi. Tetapi sales mengeluh terus akan barang
tersebut dan meminta agar admin memberikan stok barang yang lebih banyak lagi,
tetapi admin tidak dapat memenuhinya dan produksi barang pun tidak dapat
memenuhi permintaan dari masyarakat tersebut. Bagian produksi pun tidak dapat
meningkatkan produksi barang tersebut.
Didalam
cerita ini, terjadi konflik antara sales dan admin dan produksi. Sales meminta
barang yang lebih karena permintaan masyarakat meningkat terhadap barang
tersebut, lalu admin pun kerepotan akan barang yang tersedia di gudang dengan
permintaan dari sales dan berbagai took-toko, dan tenaga produksi tidak mampu
memenuhi produksi yang banyak.
Didalam
cerita ini hal negative yang akan timbul dari konflik tersebut adalah
pertengkaran dan perbedaan pendapat yang terjadi antara sales, admin, dan
produksi, dan juga terjadi kekecewaan masyarakat karena tidak tersedianya
barang yang diingkan yang akan membuat kepercayaan masyarakat akan menurun
tehadap barang tersebut. Dampak positifnya adalah dari hal tersebut bagian
produksi dapat memperbanyak sumber daya untuk membuat produksi semakin
meningkat dan dapat memenuhi permintaan masyrakat yang dapat menaikkan
kesejahteraan perusahaan karena produksi tersebut.
Dengan
penyelesaian konflik yang baik dan proses distibusi produk yang berjalan dengan
baik tidak serta komunikasi yang baik akan meminimalisir konflik yang akan
terjadi lagi dalam suatu organisasi.
Sumber :
http://suckzguy.multiply.com/journal/item/3/Konflik_Organisasi_Penyelesaiannya
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2001/01/01/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juanita3.pdf
nama : Rahmita NH
npm : 15110591