Jumat, 14 Oktober 2011

Konflik Antar Keorganisasi


Pendahuluan
Kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya mendorong masyarakat dalam kehidupan bekumpul dan berkelompok. Manusia hidup berkelompok dalam suatu ikatan sebuah organisasi. Organisasi adalah suatu komponen dimana manusia dapat selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Didalam suatu organisasi banyak terjadi ketidakcocokan, itu hal wajar yang sering terjadi didalam kehidupan suatu organisasi. Konflik dapat terjadi pada organisasi besar ataupun kecil.
Organisasi besar dapat mula memiliki konflik yang lebih besar lagi atau lebih rumit, karena dalam suatu organisasi yang besar memiliki bagian-bagian yang terdiri dari berbagai macam sifat dan perilaku manusia yang berbeda-beda. Konflik yang terus menerus dapat menyebabkan rusaknya hubungan dan runtuhnya organisasi tersebut. Konflik juga termasuk masalah yang harus diwaspadai dalam organisasi. Tetapi tidak semua konflik berujung tidak baik, ada pula konflik organisasi yang dapat diarahkan dengan tujuan lebih memperbaiki organisasi tersebut. Maka dari itu dalam tulisan ini saya akan membahas tentang konflik yang terjadi dalam suatu organisasi atau manajemen konflik.

Teori
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedangkan menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
Banyak pendapat yang memukakan pengertian dari konflik, tetapi secara garis besar konflik adalah perbedaan pendapat atau pemikiran antar indvidu, antar kelompok, ataupun antar organisasi. Sedangkan pengertian dari konflik organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota–anggota atau kelompok–kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya–sumber daya yang terbatas atau kegiatan–kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Ada konflik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsi ternyata tidak riil. Sebaliknya dapat terjadi bahwa ada situasi-situasi yang sebenarnya dapat dianggap sebagai “bernuansa konflik” ternyata tidak dianggap sebagai konflik karena nggota-anggota kelompok tidak menganggapnya sebagai konflik. Kondisi konflik terjadi misalkan sumber daya dan kekuasaan hanya ada terbatas tetapi banyak yang merebutnya, maka salah satu pihak akan berusaha menghalangi yang lainnya untuk mendapatkan itu. Pihak yang ingin menyingkirkan pihak lain itu akan membuat suatu konflik dalam suatu organisasi.


Jenis-jenis konflik :
  1. Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
  2. Konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
  3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
  4.  Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama, Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.
  5. Konflik antara organisasi, konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

Faktor-faktor intern yang mempengaruhi konflik :
1.      Kemantapan organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah
terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang
matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan
nilai dan lain-lain.
2.      Sistem nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
3.      Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
4.      Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dlam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.

Faktor-faktor intern yang mempengaruhi konflik :
1. Keterbatasan sumber daya, kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
2. Kekaburan aturan/norma di masyarakat, Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain, Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4.  Pola interaksi dengan pihak lain, Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.

Pada suatu organisasi konflik dilator belakangi oleh :

  • Pandangan tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang di inginkan dan berbahaya bagi kehidupan organisasi.
  • Pandangan perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat ( konflik fungsional ) dan bisa pula merugikan organisasi ( konflik disfungsional ).
  • Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.

Cara mengatasi konflik organisasi antara lain adalah :
·         Pemecahan masalah ( Problem Solving )
·         Tujuan tingkat tinggi ( Lipsordinate Goal )
·         Perluasan sumber ( Ekspansion of Resources )
·         Menghindari konflik ( avoidance )
·         Melicinkan konflik ( Smoothing )
·         Perintah dari wewenang (Authoritative Commands )
·         Mengubah variabel manusia ( Altering the Human Variabel )
·         Mengubah variabel struktural (Altering the Structural Variables)
·         Mengidentifikasikan musuh bersama ( Identifying a Common Enemy )


Pembahasan

    Konflik antar keorganisasian bukan hal yang aneh dalam suatu organisasi yang sedang berjalan. Disetiap suatu organisasi mempunyai konfliknya masing-masing dan berbeda-beda. Seperti tiada hidup tanpa sebuah konflik. Konflik tidak hanya membawa hal negative saja, tetapi jika di jadikan pengalaman dan diselesaikan dengan baik, suatu konflik akan menjadi pelajaran untuk kehidupan masa depan dalam suatu organisasi, atau jika konflik itu terjadi antar manusia atau kelompok dalam suatu organisasi maka konflik akan menjadi pelajaran untuk manusia atau kelompok itu sendiri.

    Saya akan membahas salah satu contoh suatu konflik dalam suatu organisasi penjualan atau distribusi. Didalam sebuah perusahan yang cukup besar dengan penjualan yang baik, terdapat berbagai macam bagian, sales, admin dan produksi. Didalam perusahaan tersebut ada bagian admin tempat penyortiran barang atau pengecekkan barang yang masuk dan keluar. Baru saja dikeluarkan suatu produk baru dari perusahan tersebut lalu terjadi peningkatan penjualan dipasaran dari produk baru tersebut. Meningkatnya permintaan dari masyarakat terhadap produk itu membuat sales menjadi kewalahan dalam menjual barang-barang tersebut, dengan keadaaan barang yang sedikit dan permintaan yang meningkat. Sales meminta barang yang lebih dari admin, agar dapat memenuhi permintaan masyarakat, sedangkan didalam gudang persediaan produk tersebut tidak mencukupi semua permintaan masyarakat. Karena kerepotan membagi barang yang tersedia admin pun tidak dapat memenuhi semua permintaan sales. Dan barang yang tersedia dan dikirim dari pusat tidak mencukupi. Tetapi sales mengeluh terus akan barang tersebut dan meminta agar admin memberikan stok barang yang lebih banyak lagi, tetapi admin tidak dapat memenuhinya dan produksi barang pun tidak dapat memenuhi permintaan dari masyarakat tersebut. Bagian produksi pun tidak dapat meningkatkan produksi barang tersebut.

    Didalam cerita ini, terjadi konflik antara sales dan admin dan produksi. Sales meminta barang yang lebih karena permintaan masyarakat meningkat terhadap barang tersebut, lalu admin pun kerepotan akan barang yang tersedia di gudang dengan permintaan dari sales dan berbagai took-toko, dan tenaga produksi tidak mampu memenuhi produksi yang banyak.

   Didalam cerita ini hal negative yang akan timbul dari konflik tersebut adalah pertengkaran dan perbedaan pendapat yang terjadi antara sales, admin, dan produksi, dan juga terjadi kekecewaan masyarakat karena tidak tersedianya barang yang diingkan yang akan membuat kepercayaan masyarakat akan menurun tehadap barang tersebut. Dampak positifnya adalah dari hal tersebut bagian produksi dapat memperbanyak sumber daya untuk membuat produksi semakin meningkat dan dapat memenuhi permintaan masyrakat yang dapat menaikkan kesejahteraan perusahaan karena produksi tersebut.

     Dengan penyelesaian konflik yang baik dan proses distibusi produk yang berjalan dengan baik tidak serta komunikasi yang baik akan meminimalisir konflik yang akan terjadi lagi dalam suatu organisasi.

Sumber :
http://suckzguy.multiply.com/journal/item/3/Konflik_Organisasi_Penyelesaiannya
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2001/01/01/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juanita3.pdf



nama : Rahmita NH
npm : 15110591 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar